Minggu, 18 Desember 2016

Seberapa Tinggi Kita Bisa Mendirikan Bangunan?


Tiap tahunnya, kita selalu mendengar kabar bahwa selalu ada bangunan super tinggi baru yang mengalahkan bangunan super tinggi yang lama. Meskipun ukurannya sama-sama super, tetapi apakah suatu saat kita akan berhenti? Apakah ada batas seberapa tinggi suatu bangunan bisa dibangun?


Meskipun belum ada angka pasti. Tetapi, menurut perhitungan seorang ahli, bangunan tertinggi yang bisa kita buat, tingginya adalah satu meter lebih tinggi daripada gunung Everest. Itupun bentuknya, tak akan seperti yang umumnya kita bayangkan. Tentunya itu karena banyaknya tantangan yang harus kita hadapi, untuk mendirikan bangunan super tinggi tersebut.
Salah satu tantangan tersebut, adalah angin. Angin sepoi nikmat yang kita rasakan di bawah, bisa terasa sangat kencang di atas sana. Tentunya, ini bisa berakibat sangat buruk. Oleh karena itu, seperti layaknya pohon, bangunan super tinggi juga dapat berayun ketika diterjang angin kencang. Itu menjadi alasan kenapa bangunan super tinggi harus dibuat dengan fondasi yang sangat kuat dan juga struktur inti yang sangat sangat kuat sehingga mampu menahan terjangan angin yang kencang.
Tantangan lainnya adalah… Elevator. Karena tanpa elevator, percuma saja kita mendirikan bangunan super tinggi, karena tangga, bukanlah menjadi pilihan di bangunan yang memiliki 150 lantai. Oke, jadi meskipun terdengar sepele, tapi nyatanya hingga kini, kabel elevator hanya bisa mengangkat beban dalam jarak maksimal 600 meter. Lebih dari itu, kabel elevator akan jatuh akibat bebannya sendiri. Oleh karena itu, untuk bangunan yang super tinggi, kita harus berganti-ganti elevator untuk dapat naik ke atas.
Kemudian, tentu saja kita tidak bisa membuat jiplakan bangunan super tinggi lain, dan kita buat versi lebih besarnya lagi, karena bangunan itu akan ambruk akibat bebannya sendiri. Oleh karena itu, kita membutuhkan material bangunan yang jauh lebih ringan dan struktur yang sangat kokoh untuk kita bisa membangun lebih tinggi lagi.
Lalu, sekalipun semua tantangan itu bisa dihadapi, tantangan besar lainnya adalah… Biayanya. Mendirikan bangunan super tinggi pastinya sangat mahal. Untuk contohnya, bangunan tertinggi saat video ini dibuat, yaitu Burj Khalifa di Dubai, menelan biaya 1,5 milyar dollar Amerika Serikat yang nilainya bisa kita belikan 5 juta mobil Lamborghini yang setelah dibeli entah mau diparkir dimana.
Namun, semua tantangan itu sama sekali tak menghalangi ambisi kita untuk terus membangun lebih tinggi lagi. Dalam beberapa tahun, Kingdom Tower di Arab Saudi akan menjadi bangunan pertama yang memiliki tinggi 1 kilometer. Disusul juga pembangunan lain, yang mungkin negara kita juga akan segera membangun salah satunya. Belum lagi, rancangan-rancangan yang bisa dibilang gila dan tak masuk akal untuk dibangun, namun siapa yang tahu mungkin suatu saat, kita akhirnya memiliki teknologi yang cukup untuk membangunnya.
Lalu, apakah kita masih bisa membangun lebih tinggi lagi daripada itu? Mungkin saja. Jika kita membangun elevator angkasa. Meskipun terdengar mustahil, yaitu membuat elevator hingga tembus ke angkasa, namun secara studi, elevator angkasa sangat lah mungkin untuk dibuat dengan teknologi masa depan. Dan… Jika benar-benar dibuat, mungkin, elevator angkasa inilah, yang akan menjadi objek paling tinggi, yang pernah dibuat oleh kita, sebagai manusia. Dan seperti biasa, terima kasih.

References

Minggu, 13 November 2016

Review Jurnal




No.


1.
Nama Penulis Jurnal
Venke Ariska, Rizal Effendi, Cherrya Dhia Wenny
2.
Tahun Penulisan Jurnal

3.
Judul Jurnal
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan
Penjualan pada Home Industry Herman
4.
Metode (penelitian)
● Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif dengan mendapatkan informasi
mengenai prosedur pembelian dan prosedur penjualan
pada home industry Herman.
● Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah informasi mengenai sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan kerangka spring-bed.
● Jenis Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan
oleh peneliti adalah jenis data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dan observasi secara langsung dengan pemilik home industry mengenai prosedur pembelian dan penjualan di home industry Herman. Data sekunder dari penelitian ini adalah memakai sumber dari berbagai buku yang bersangkutan dengan sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan.
● Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian prosedur pengumpulan data pada peneliti ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi.
● Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang
digunakan ialah analisis data kualitatif dengan menganalisis sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan.
5.
Hasil/Pembahasan
1        Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Prosedur pembelian bahan baku pada home industry Herman adalah, sebagai berikut:
a.     Kepala gudang memberitahu bahan baku yang telah habis ke bagian ADM agar dipesan.
b.    Bagian ADM memesan bahan baku yang diminta kepala gudang.
c.     Bahan baku yang datang diperiksa oleh kepala gudang dan di tanda terima oleh kepala gudang.
d.    Nota penjualan copy dari supplier diberi ke bagian ADM agar dapat dicek dan diarsipkan ke bagian utang.
2        Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Dalam melakukan penjualan home industry Herman melakukan penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai dilakukan oleh konsumen yang datang membeli dan membayar secara langsung atau tidak ada tempo pembayaran serta barang yang dibeli langsung diangkut sendiri. Sedangkan penjualan kredit dilakukan oleh konsumen tetap yang pasti telah disetujui pemberian pembayaran kredit. Biasanya pada penjualan kredit, home industry Herman menerima PO (Order Pembelian) dan kemudian di proses untuk dikirim barang yang telah dibeli.

6.
Kesimpulan
1.      Pada sistem informasi akuntansi pembelian, home industry Herman sangat rentan untuk terjadinya kecurangan karena tidak ada pemisahan bagian penerimaan barang masuk dilakukan oleh bagian gudang dan tidak ada laporan pecatatan penerimaan barang serta catatan persediaan barang.
2.      Pada sistem informasi akuntansi penjualan tunai, home industry Herman juga sangat lemah, karena pada bagian administrasi tidak ada pemisahan tugas, seharusnya ditambah bagian kasir untuk memegang kas, sehingga tidak dapat disalahgunakan. Pada home industry Herman hanya ada bagian administrasi yang melakukan seluruh proses penjualan dan pembelian. Hal ini membuat kesempatan terjadinya kecurangan terjadi. Seharusnya home industry Herman menambah karyawan dan melakukan pengendalian internal dengan pemisahan tugas.
3.      Pada sistem informasi akuntansi penjualan kredit, home industry Herman juga sangat lemah dapat dilihat dari surat jalan yang dibuat tidak memiliki nomor urut tercetak dan surat jalan tersebut menjadi faktur penjualan untuk penagihan ke pelanggan. Hal ini akan menjadi kesempatan untuk melakukan tindakan kecurangan atau penyalahgunaan. Jika terjadi kecurangan sulit untuk dilakukan penyelidikan karena pada surat jalan tidak ada nomor urut tercetak. Selain itu tidak ada pemisahan antara bagian penjualan dan bagian penagihan, pada home industry Herman hanya ada bagian administrasi yang melakukan pekerjaan merangkap.



No.


1.
Nama Penulis Jurnal
Stefani Agustina, S.Akun  
2.
Tahun Penulisan Jurnal

3.
Judul Jurnal
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER PENDATAAN PENJUALAN TUNAI PADA TOKO MEGA TECH SURABAYA
4.
Metode (penelitian)
Metode perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah System Development Life Cycle (SDLC).
a. Tahap analisis (analysis)
Pada tahap ini perlu dilakukan analisis sistem untuk menemukan kelemahan sistem dan menentukan sistem baru yang lebih baik dan lebih cocok.
b. Tahap rancangan (desain)
Merupakan suatu proses penerjemahan pemakai informasi kedalam rancangan sistem.
Ada enam tahap dalam desain sistem, yaitu:
1.      Desain sistem secara garis besar
2.      Penyusunan usulan desain sistem secara garis besar
3.      Evaluasi sistem
4.      Penyusunan laporan final desain sistem secara garis besar
5.      Desain sistem secara rinci
6.      Penyusunan laporan final desain sistem secara rinci
c. Tahap penerapan (implementation)
Merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh dan mengintegrasikan sumberdaya fisik dan konseptual untuk menghasilkan suatu sistem. Dalam penerapan sistem ini penulis melakukan pelatihan terhadap karyawan dengan langsung terjun kelapangan untuk menggunakan sistem yang baru.
5.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pendataan penjualan yang dirancang dapat berjalan dengan baik dan dapat membantu kegiatan usaha di Toko Mega Tech menjadi lebih cepat dan menghemat waktu. Selain itu sistem yang dihasilkan dapat membantu Toko Mega Tech untuk membuat laporan keuangan secara terkomputerisasi. Sehingga pemilik sewaktu-waktu dapat melihat laporan keuangan tanpa harus menunggu lama, serta informasi keuangan yang dihasilkan lebih akurat.

Jumat, 30 September 2016

SIstem Informasi Akuntansi

A.  Definisi Sistem Informasi Akuntansi.
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi.
Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Karakteristik informasi yang realible harus memenuhi syarat relevan, tepat waktu, akurat dan lengkap.
Sistem Informasi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sistem informasi berbasis komputerisasi yang mengolah data keuangan yang berhubungan dengan data transaksi dalam siklus akuntansi dan menyajikannya dalam bentuk laporan keuangan kepada manajemen perusahaan.

Definisi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menurut para ahli:
  • Menurut Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi”, Edisi ke-3, Jakarta, Salemba Empat, 2001 menyatakan bahwa: “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”
  • Menurut Nugroho Widjajanto dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi”, Jakarta, Erlangga, 2001, menyatakan bahwa : “Sistem informasi akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.” 

B.    Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi (SIA).

Adapun tujuan dari Sistem Informasi Akuntansi antara lain:
1.      Mengolah dan menyimpan data seluruh transaksi keuangan.
2.      Memproses data keuangan menjadi informasi dalam pengambilan keputusan manajemen mengenai perencanaan dan pengendalian usaha.
3.      Pengawasan terhadap seluruh aktifitas keuangan perusahaan.
4.      Efisiensi biaya dan waktu terhadap kinerja keuangan.
5.      Penyajian data keuangan yang sistematis dan akurat dalam periode akuntansi yang tepat.

Sementara fungsi penting yang dibentuk Sistem Informasi Akuntansi antara lain:
1.       Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
2.       Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3.       Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

C.    Subsistem Sistem Informasi Akuntansi (SIA).
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. SIA terdiri dari 3 subsistem:
1.      Sistem pemrosesan transaksi mendukung proses operasi bisnis harian.
2.      Sistem buku besar/ pelaporan keuangan.
3.      Sistem Penutupan dan pembalikan.
Merupakan pembalikan dan penutupan dari laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak,dll.

D.    Komponen Utama Sistem Informasi Akuntansi (SIA).

1.    Sumber daya manusia (SDM) yang terlatih yang memahami bisnis proses akuntansi dan keuangan secara umum, misalnya seorang Accounting.
3.    Formulir Data Keuangan, untuk mencatat seluruh aktifitas keuangan meliputi transaksi kas, persediaan, piutang, aktiva tetap, hutang, penjualan dan biaya.
4.     Accounting Software, contohnya: MYOB, zahiraccounting, Oracle Finance.  
5.    Hardware berupa seperangkat komputer yang terhubung dengan jaringan (Networking), dan kelengkapan aksesoris pendukung lainnnya.


E.    Manfaat Sistem Informasi Akuntansi (SIA).
1.      Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
2.      Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
3.      Meningkatkan efisiensi
4.      Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
5.      Meningkatkan sharing knowledge
6.      Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan
Analisis:
Sistem Informasi Akuntansi merupakan pengolah yang berhubungan dengan data keuangan yang berisi tentang laporan mengenai keuangan atau kegiatan transaksi suatu perusahaan.SIA juga memiliki beberapa manfaat atau keuntungan antara lain dapat menyediakan informasi yang akurat secara efektif & efisien dan juga dapat meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan. SIA juga memiliki beberapa kendala antara lain SDM yang perlu pelatihan dan waktu untuk menerapkan sistem standarisasi keuangan yang baru dan membutuhkan software accounting yang menunjang keamanan dan kerahasiaan data keuangan suatu perusahaan.