Senin, 23 April 2018

Manusia dan Kebudayaan

BAB I
                                                 PENDAHULUAN


1          1.1  Latar Belakang.
Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan karena dimana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya.  Selain itu manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan tertentu yang pada akhirnya menjadi budaya yang biasa mereka lakukan. Kebudayaan adalah produk manusia, Namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan  manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya.
Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya dan kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia di dalam kehidupannya.Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya. Dalam makalah ini penulis membatasi masalah dengan definisi dari manusia dan kebudayaan, konsep kebudayaan, fungsi, sifat-sifat kebudayaan, wujud kebudayaan unsur kebudayaan.

1.2  Rumusan Masalah.
1. Apa unsur – unsur yang membangun manusia?
2. Apa itu hakekat manusia?
3. Apa perbedaan manusia dengan makhluk lain?
4. Bagaimana kepribadian bangsa timur?
5. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
6. Apa saja yang termasuk ke dalam unsur kebudayaan?
7. Apa saja wujud kebudayaan berdasarkan dimensinya?
8. Apa faktor – faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru?
9. Apa penyebab terjadinya perubahan kebudayaan?
10. Bagaimana hubungan antara manusia dan kebudayaan?

1.3  Tujuan Masalah.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca mengetahui unsur  unsur yang membangun manusia, hakekat manusia, definisi kebudayaan, unsur – unsur kebudayaan, serta hubungan antara manusia dan kebudayaan.

                       
BAB II
   PEMBAHASAN

2.1  Manusia.
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung;tinggibadan),afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
Unsur – unsur yang membangun manusia:
Manusia terdiri dari 4 unsur yang saling terkait yaitu :
·         Jasad : badan kasar manusia yang tampak dari luar, dapat diraba dan menempati ruang.
·         Hayat: mengandung unsur hidup yang ditandai gerak.
·         Ruh: bimbingan tuhan yang bekerja secara spiritual yang memahami kebenaran.
·         Nafs :kesadaran tentang diri sendiri.
Manusia sebagai suatu kepribadian memiliki 4 unsur, yaitu :
·         Id : merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Merupakan libido murni, atau energy psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional.
·         Ego : bagian yang pertama kali dibedakan dengan ID,  disebut kepribadian eksekutif karena peranannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran social yang dapat dimengerti orang lain.
·         Super Ego : kepribadian yang muncul paling akhir sekitar usia 5 tahun. Super ego terbentuk dari lingkungan ekternal. Super ego merupakan kesatuan standar moral yang diterima ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas dalam lingkungan luar diri.

2.2  Hakekat Manusia.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara yang lainnya karena kita dikaruniai akal, pikiran dan perasaan oleh Tuhan. Maka akan selalu memilih yang terbaik diantara yang dapat diambil.
Hakikat manusia juga memiliki banyak arti, yaitu
a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c. Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
f. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

Kewajiban dan hak, merupakan indikator bahwa manusia sebagai makhluk sosial. Dalam kehidupan, hak dimaknai sebagai sesuatu yang menyenangkan, sedangkan kewajiban dimaknai sebagai beban. Tapi menurut (Drijar Kara, 1978) kewajiban bukan beban, tetapi keniscayaan sebagai manusia, mengenal berarti mengingkari kemanusiaan, sebaliknya melaksanakan kewajiban berarti kebaikan. Pemenuhan akan hak dan pelaksanaan kewajiban berkaitan erat dengan keadilan, dapat dikatakan kedilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban. Kemampuan menghayati kewajiban sebagai keniscayaan tidak lahir dengan sendirinya, tetapi melalui suatu proses pendidikan (disiplin).
Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi.
Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu : Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus. Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut. pithecanthropus erectus. Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan. Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (Homo Soloensis). Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan otak dan nalarnya.

Hakikat manusia terdiri atas aspek – aspek, sebagai berikut:

1. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK TUHAN.
Manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan penyadaran diri (self – awarness). Karena itu, manusia adalah subjek yang menyadari keberadaannya, ia mampu membedakan dirinyadengan segala sesuatu yang ada di luar dirinya (objek) selain itu, manusia bukan saja mampu berpikir tentang diri dan alam sekitarnya, tetapi sekaligus sadar tentang pemikirannya. Namun, sekalipun manusia menyadari perbedaanya dengan alam bahwa dalam konteks keseluruhan alam semesta manusia merupakan bagian daripadanya.
Manusia berkedudukan sebagai makhluk Tuhan YME maka dalam pengalaman hidupnya terlihat bahkan dapat kita alami sebdiri adanya fenomena kemakhlukan (M.I. Soelaeman, 1998). Fenomena kemakhlukkan ini, antara lain berupa pengakuan atas kenyataan adanya perbedaan kodrat dan martabat manusia daripada tuhannya. Manusia merasakan dirinya begitu kecil dan rendah di hadapan Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Tinggi. Manusia mengakui keterbatasan dan ketidakberdayaannya dibanding tuhannya Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa. Manusia serba tidak tahu, sedangkan Tuhan serba Maha Tahu. Manusia bersifat fana, sedangkan Tuhan bersifat Abadi, manusia merasakan kasih sayang TuhanNya, namun ia pun tahu pedih siksaNya. Semua melahirkan rasa cemas dan takut pada diri manusia terhadap tuhannya. Tetapi dibalik itu diiringi pula dengan rasa kagum, rasa hormat, dan rasa segan karena TuhanNya begitu luhur dan suci. Semua itu menggugah kesedian manusia untuk bersujud dan berserah diri kepada PenciptaNya. Selain itu, menyadari akan Maha Kasih SayangNya Sang Pencipta maka kepadaNya-lah manusia berharap dan berdoa. Dengan demikian, dibalik adanya rasa cemas dan takut itu muncul pula adanya harapan yang mengimplikasikan kesiapan untuk mengambil tindakan dalam hidupnya.

2. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU.
Sebagaimana Anda alami bahwa manusia menyadari keberadaan dirinya sendiri. Kesadaran manusian akan dirinya sendiri merupakan perwujudan individualitas manusia. Manusia sebagai individu atau pribadi merupakan kenyataan yang paling riil dalam kesadaran manusia. Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan manusia lainnya sehingga bersifat unik, dan merupakan subjek yang otonom.
Setiap manusia mempunyai dunianya sendiri, tujuan hidupnya sendiri. Masing-masing secara sadar berupaya menunjukkan eksistensinya, ingin menjadi dirinya sendiri atau bebas bercita – cita untuk menjadi seseorang tertentudan masing – masing mampu menyatakan “inilah aku” ditengah segala yang ada. Setiap manusia mampu mengambil distansi, menempati posisi, berhadapan, menghadapi, memasuki, memikirkan, bebas mengambil sikap, dan bebas mengambil tindakan atas tanggung jawabnya sendiri atau otonom. Karena itu, manusia adalah subjek dan tidak sebagai objek.

3. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia adalah makhluk individual, namun demikian ia tidak hidup sendirian, tak mungkin hidup sendirian, dan tidak pula hidup untuk dirinya sendiri. Manusia hidup dalam keterpautan dengan sesamanya. Dalam hidup bersama dalam sesamanya (bernasyarakat) setiap individu menempati kedudukan (status) tertentu. Disamping itu, setiap individu mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing-masing, mereka juga mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan sesamanya. Selain dengan adanya kesadaran diri, terdapat pula kesadaran sosial pada manusia. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat.
Setiap manusia adalah pribadi (individu) dan adanya hubungan pengaruh timbal balik antara individu dengan sesamanya maka idiealnya situasi hubungan antara individu dengan sesamanya itu tidak merupakan hubungan anatara subjek dengan objek, melainkan subjek dengan subjek.

4. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA
Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan, hidup berbudaya, dan membudaya. Kebudayaan bukan sesuatu yang ada diluar manusia, bahkan hakikatnya meluputi perbuatan manusia itu sendiri. Manusia tidak terlepas dari kebudayaan, bahkan manusia itu baru menjadi manusia karena dan bersama kebudayaannya (C.A. Vanpeursen,1957). Sejalan dengan ini Ernt Cassirer menegaskan bahwa “manusia tidak menjadi manusia karena sebuah factor didalam dirinya, misalnya naluri atau akal budi, melainkan fungsi kehidupannya, yaitu pekerjaannya, kebudayaanya. Demikianlah kebudayaan termasuk hakikat manusia” (C.A. Vanpeursen, 1988).
Kebudayaan tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Kodrat dinamika pada diri manusia mengimplikasiakn adanya perubahan dan pembaharuan kebudayaan. Hal ini tentu saja didukung pula oleh pengaruh kebudayaan masyarakat atau bangsa lain terhadap kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, mengingat adanya dampak positif dan negative dari kebudayaan terhadap manusia, masyarakat kadang-kadang terombang ambing diantara 2 relasi kecenderungan. Disatu pihak ada yang mau melestarikan bentuk lama (tradisi), sedang yang lain terdorong untuk menciptkan hal-hal yang baru (inovasi).

5. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SUSILA
Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa manusia sadar akan diri dan lingkungannya, mempunyai potensi dan kemampuan untuk berpikir, berkehendak bebas, bertanggung jawab, serta punya potensi untuk berbuat baik. Karna itulah, eksistensi manusia memiliki aspek kesusilaan.
Sebagai makhluk yan otonom atau memiliki kebebasan, manusia selalu dihadapkan pada suatu alternative tindakan yang harus dipilihnya. Adapun kebebasan berbuat ini juga selalu berhubungan dengan norma-norma moral dan nilai-nilai moral yang juga harus dipilihnya. Karena manusia mempunyai kebebasan memilih dan menentukan perbuatannya secara otonom maka selalu ada penilaian moral atau tuntunan pertanggung jawaban atas perbuatannya.

6. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERAGAMA
Aspek keberagaman merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia  yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Hal ini terdapat pada manusia manapun, baik dalam rentan waktu (dulu-sekarang-akan datang) maupun dalam rintang geografis dimana manusia berada. Keberagaman menyiratkan adanya pengakuan dan pelaksanaan yang sungguh atas suatu agama.
Dilain pihak, Tuhanpun telah menurunkan wahyu melalui utusan-utusanNya, dan telah menggelar tanda-tanda di alam semesta untuk dipikirkan manusia agar manusia beriman dan bertaqwa kepadaNya. Manusia hidup beragama karena agama menyangkut masalah-masalah yanag bersifat mutlak maka pelaksanaan keberagaman akan tampak dalam kehidupan sesuai agama yang dianut masing-masing individu. Hal ini baik berkenaan dengan sistem keyakinannya, system peribadatan maupun berkenaan dengan pelaksanaan tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan manusia serta hubungan manusia dengan alam.

2.3  Kepribadian Bangsa Timur.
Orang Timur mempunyai manner yang khas yang membedakannya dengan bangsa lain. Bangsa Timur sangat terkenal dengan hospitality atau keramahtamahannya terhadap orang lain bahkan orang asing sekalipun. Bagaimana mereka saling memberikan salam, tersenyum atau berbasa basi menawarkan makanan atau minuman. Bangsa Timur juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai atau norma-norma yang tumbuh di lingkungan masyarakat mereka. Contohnya, saja nilai kesopanan.
Hal yang paling dominan dari kebudayaan Timur adalah adat istiadat yang masih dipegang teguh. Walaupun adat istiadat saat ini mulai pudar dan berubah. Selain itu, hal yang dominan adalah konsep gotong royong, kebersamaan menjadi hal yang paling utama.
Perbedaan Bangsa Timur Dengan Bangsa Barat
Budaya Barat
Budaya Timur
1. Lebih selektif dalam berbagai bidang.
2. Mempunyai disiplin tinggi.
3. Terus terang dan to the point
1. Kebersamaan hubungan lebih dipentingkan.
2. Menjaga perasaan orang lain.
3. Sopan santun.
4. Penghargaan terhadap orang yang lebih tua.
5. Adat istiadat yang masih dipegang teguh.

            Bagan Psiko – sosiogram manusia:
                                               

            Dari gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
·         Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah tak sadar dan subsadar.
Disebut sebagai daerah tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri.
contoh study kasusnya, misalnya dunia mimpi dari manusia itu sendiri. Terkadang didunia mimpi itu sering timbul beberapa hal yang mungkin tidak pernah disadari oleh manusia itu sendiri, bahkan hal itu tidak disadari oleh otak manusia.
Disebut daerah Sub sadar karena sewaktu – waktu unsur – unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari – hari.
contoh study kasusnya, misalnya sebuah tragedy buruk yang pernah menimpa manusia itu sendiri atau kita kenal dengan trauma tersendiri yang dimiliki manusia tersebut yang sulit untuk dilupakan namun manusia itu sendiri ingin melupakannya. Tragedy buruk itu kita misalkan pada waktu peristiwa Gempa Tsunami di Aceh pada tahun 2006. pada peristiwa itu, pastinya meninggalkan trauma bagi para korban bencana Tsunami di Aceh. Trauma tersebut sebenernya ingin untuk dilupakan tetapi mereka merasa hal itu sangat sulit dilupakan karena pada saat itu mereka dalam keadaan sadar.
·         Nomor 5 disebut daerah kesadaran yang tidak dinyatakan.
Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya.
contoh study kasusnya, misalnya perasaan benci terhadap seseorang. Perasaan itu ada dalam keadaan kita sadar, namun secara tidak langsung hal itu tidak dinyatakan terang-terangan didepan seseorang yang dibencinya. Perasaan itu terkadang hanya bergemelut didalam hatinya dan pikierannya sendiri tanpa ada yang mengetahuinya.
·         Nomor 4 disebut daerah kesadaran yang dinyatakan.
Kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia mengungkapkan kepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan sebagainya.
contoh study kasusnya , misalnya kita lihat dari segi pengetahuan. Seseorang membagi apa yang diketahuinya baik dari buku-buku yang telah dibacanya, atau pengetahuan yang telah dimilikinya.
·         Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib.
Di sini manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini. contoh study kasusnya, misalnya kita lihat segi perasaan, seseorang yang telah menganggap oranglain sebagai seseorang yang mampu untuk menjadi tempat untuk menanmpung berbagai curahan hatinya atau sesuatu yang dirasakannya.
·         Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna.
Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli. Pada daerah ini semua hubungan yang ada sudah sering kita lihat berbagai contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh study kasusnya, misalnya antara pedagang dan pembeli. Disini mereka saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Pedang membutuhkan pembeli untuk membeli dagangannya, sedangkan pembeli membutuhkan barang untuk dikonsumsinya. Ini adalah suatu hubungan timbal balik yang sudah sangat lumrah terjadi dalam kehidupan kita.
·         Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh,
Berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Disini manusia tersebut sudah mulai matang terhadap hal apa saja yang akan dihadapi kedepannya. Contoh study kasusnya, misalnya sebuah keputusan yang harus diambil seseorang ketika dia dalam sebuah masalah besar yang dihadapinya. Keputusan tersebut begitu cepat diseleksi dalam otaknya. Sepersekian detik dia harus bisa keluar dari masalah tersebut. Tentunya dia sudah memikirkan segala macam hal yang akan dihadapinya kemudian hari.
·         Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar
Berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai. Contoh study kasusnya, Misalnya saat kita berada diluar dari Negara Indonesia. Kita akan berpikir bahwa Negara yang kita kunjungi itu sangat berbeda dengan Negara dimana kita tinggal yaitu di Indonesia. Hal yang berbeda itu dilihat dari berbagai aspek yang ada. Dilihat dari kebudayaan , pola pikir dan cara hidup manusia dinegara tersebut, dan berbagai macam aspek lainnya.

2.4  Kebudayaan.
Kata "kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah" yang merupakan bentuk jamak dari kata "budhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal".
Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.  Sedangkan menurut definisi Koentjaraningrat yang mengatakan bahwa pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat. Senada dengan Koentjaraningrat, didefinisikan oleh Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, pada bukunya Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta :Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964), hal 113, merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. 

2.5  Unsur – Unsur Kebudayaan.

Unsur-unsur kebudayaan digolongkan kepada unsur besar dan unsur kecil yang lazimnya disebut dengan istilah culture universal karena di setiap penjuru dunia manapun kebudayaan tersebut dapat ditemukan, seperti pakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai 7 unsur budaya :
1. Bahasa
Bahasa merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus sebagai alat perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat-sifat peralatan yang digunakannya. Sistem pengetahuan meliputi flora dan fauna, ruang pengetahuan tentang alam sekitar, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta tubuh manusia.
3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh para anggota dalam suatu masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam mengelola dan mengumpulkan bahan-bahan mentah.
Kemudian bahan tersebut dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa material.
Unsur teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat tinggal, perumahan, dan alat-alat transportasi.
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Sistem mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya manusia untuk medapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan.
Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan perdagangan.
6. Sistem Religi
Sistem religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat dijangkau oleh akal dan pikiran.
Sistem religi meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.
7. Kesenian
Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah permainan imajinatif dan kreatif. Hal itu dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.


2.6  Wujud Kebudayaan.

Wujud kebudayaan berdasarkan dimensinya:

1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak.

2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.

3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.


2.7  Perubahan Kebudayaan.

Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah sebagai berikut:
·         Unsur Kebudayaan kebendaan, seperti alat-peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya, contohnya adalah pada alat tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat. 
·         Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar misalnya radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass-media. 
·         Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk melengkapi pabrik-pabrik penggilingan. 
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah sebagai berikut:
·         Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti ideologi, falsafah hidup, dan lainnya
·         Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang sangat mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok lainnya. 
Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
                                   
Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
1.      Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi. 
2.      Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan Proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).
3.      Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik.
4.      Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu negara.
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
1.      Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih berpengaruh kepada negara yang kalah.
2.      Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya.
3.      Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan Pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang lama sama sekali (Asimilasi).

2.8  Kaitan Manusia dan Kebudayaan.
Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia. Di dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.
Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan:     
1) Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2) Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3) Kebudayaan - kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4) Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5) Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
Dialektis (Dialektika)
Kebudayaan adalah produk manusia, namum manusia sendiri sangat tergantung pada produk kebudayaannya. Itulah dialektika fundamental yang mendasari seluruh proses hidup manusia. Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1.      Tahap Eksternalisasi
Adalah proses pencurahan diri manusia secara terus-menerus kedalam dunia melalui aktivitas fisik dan mentalnya.
2.      Tahap Objektivasi
Adalah konsekuensi logis dari tahap eksternalisasi. Artinya, jika dalam tahap eksternalisasi manusia sibuk melakukan kegiatan fisik dan mentalnya, maka dalam tahap objektivasi, kegiatan tersebut sudah menghasilkan produk-produk tertentu, misalnya; gedung, mobil, komputer, buku-buku ilmiah, dsb.
3.      Tahap Internalisasi
Adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia itu kembali diserap oleh manusia. Dengan kata lain, struktur dunia objektif hasil karyanya ditransformasikan kembali ke dalam struktur kesadaran subjektifnya.


Sumber:

0 komentar:

Posting Komentar