BAB I
PENDAHULUAN
1 1.1
Latar Belakang.
Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan karena
dimana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan
kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya. Selain itu manusia
merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu
kebiasaan-kebiasaan tertentu yang pada akhirnya menjadi budaya yang biasa
mereka lakukan. Kebudayaan adalah produk manusia, Namun manusia itu sendiri
adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya.
Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya
dan kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia di dalam
kehidupannya.Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Manusia dan
kebudayaan adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia
itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang
ada di daerah yang di tinggalinya. Dalam makalah ini penulis membatasi masalah
dengan definisi dari manusia dan kebudayaan, konsep kebudayaan, fungsi,
sifat-sifat kebudayaan, wujud kebudayaan unsur kebudayaan.
1.2 Rumusan
Masalah.
1. Apa unsur –
unsur yang membangun manusia?
2. Apa itu hakekat
manusia?
3. Apa perbedaan
manusia dengan makhluk lain?
4. Bagaimana kepribadian
bangsa timur?
5. Apa yang
dimaksud dengan kebudayaan?
6. Apa saja
yang termasuk ke dalam unsur kebudayaan?
7. Apa saja
wujud kebudayaan berdasarkan dimensinya?
8. Apa faktor
– faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru?
9. Apa
penyebab terjadinya perubahan kebudayaan?
10. Bagaimana
hubungan antara manusia dan kebudayaan?
1.3 Tujuan
Masalah.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca mengetahui unsur unsur yang membangun manusia, hakekat manusia,
definisi kebudayaan, unsur – unsur kebudayaan, serta hubungan antara manusia
dan kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia.
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani,
dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi
di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras
lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan
bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan
teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok
dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis
kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah
laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan
laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan
perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia,
mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i,
dewasa, dan (orang) tua. Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang
lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk
hidung;tinggibadan),afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan
XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga:
keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh;
teman; musuh) dan lain sebagainya.
Unsur –
unsur yang membangun manusia:
Manusia terdiri dari 4 unsur yang saling terkait yaitu
:
·
Jasad : badan kasar manusia yang tampak
dari luar, dapat diraba dan menempati ruang.
·
Hayat: mengandung unsur hidup yang
ditandai gerak.
·
Ruh: bimbingan tuhan yang bekerja
secara spiritual yang memahami kebenaran.
·
Nafs :kesadaran tentang diri sendiri.
Manusia sebagai suatu kepribadian memiliki 4 unsur,
yaitu :
·
Id : merupakan struktur kepribadian yang paling primitive
dan paling tidak tampak. Merupakan libido murni, atau energy psikis yang
menunjukkan ciri alami yang irrasional.
·
Ego : bagian yang pertama kali
dibedakan dengan ID, disebut kepribadian eksekutif karena peranannya
dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran social yang dapat dimengerti
orang lain.
·
Super Ego : kepribadian yang muncul paling
akhir sekitar usia 5 tahun. Super ego terbentuk dari lingkungan ekternal. Super
ego merupakan kesatuan standar moral yang diterima ego dari sejumlah agen yang
mempunyai otoritas dalam lingkungan luar diri.
2.2 Hakekat
Manusia.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara yang
lainnya karena kita dikaruniai akal, pikiran dan perasaan oleh Tuhan. Maka akan selalu memilih yang terbaik diantara yang dapat diambil.
Hakikat manusia juga memiliki banyak arti, yaitu
a. Makhluk
yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu
yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
c. Mampu
mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk
yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
(tuntas) selama hidupnya.
e. Individu
yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati.
f. Suatu
keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan
potensi yang tak terbatas.
g. Makhluk
Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan
jahat.
h. Individu
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia
tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.
Kewajiban dan hak, merupakan indikator bahwa manusia sebagai makhluk
sosial. Dalam kehidupan, hak dimaknai sebagai sesuatu yang menyenangkan,
sedangkan kewajiban dimaknai sebagai beban. Tapi menurut (Drijar Kara, 1978)
kewajiban bukan beban, tetapi keniscayaan sebagai manusia, mengenal berarti
mengingkari kemanusiaan, sebaliknya melaksanakan kewajiban berarti kebaikan.
Pemenuhan akan hak dan pelaksanaan kewajiban berkaitan erat dengan keadilan,
dapat dikatakan kedilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban. Kemampuan
menghayati kewajiban sebagai keniscayaan tidak lahir dengan sendirinya, tetapi
melalui suatu proses pendidikan (disiplin).
Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam
semesta. Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari
teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi.
Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok
berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu : Pertama, tingkat pra manusia yang
fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan
fosil Australopithecus. Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di
Solo pada tahun 1891 yang disebut. pithecanthropus erectus. Ketiga, manusia
purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah
digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan. Fosil
jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya
ditemukan di Solo (Homo Soloensis). Keempat, manusia modern atau Homo sapiens
yang telah pandai berpikir, menggunakan otak dan nalarnya.
Hakikat manusia terdiri atas aspek –
aspek, sebagai berikut:
1. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK TUHAN.
Manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan
penyadaran diri (self – awarness). Karena itu, manusia adalah subjek yang
menyadari keberadaannya, ia mampu membedakan dirinyadengan segala sesuatu yang
ada di luar dirinya (objek) selain itu, manusia bukan saja mampu berpikir tentang
diri dan alam sekitarnya, tetapi sekaligus sadar tentang pemikirannya. Namun,
sekalipun manusia menyadari perbedaanya dengan alam bahwa dalam konteks
keseluruhan alam semesta manusia merupakan bagian daripadanya.
Manusia berkedudukan sebagai makhluk Tuhan YME maka dalam pengalaman
hidupnya terlihat bahkan dapat kita alami sebdiri adanya fenomena kemakhlukan
(M.I. Soelaeman, 1998). Fenomena kemakhlukkan ini, antara lain berupa pengakuan
atas kenyataan adanya perbedaan kodrat dan martabat manusia daripada tuhannya.
Manusia merasakan dirinya begitu kecil dan rendah di hadapan Tuhan Yang Maha
Besar dan Maha Tinggi. Manusia mengakui keterbatasan dan ketidakberdayaannya
dibanding tuhannya Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa. Manusia serba tidak tahu,
sedangkan Tuhan serba Maha Tahu. Manusia bersifat fana, sedangkan Tuhan
bersifat Abadi, manusia merasakan kasih sayang TuhanNya, namun ia pun tahu
pedih siksaNya. Semua melahirkan rasa cemas dan takut pada diri manusia
terhadap tuhannya. Tetapi dibalik itu diiringi pula dengan rasa kagum, rasa
hormat, dan rasa segan karena TuhanNya begitu luhur dan suci. Semua itu
menggugah kesedian manusia untuk bersujud dan berserah diri kepada PenciptaNya.
Selain itu, menyadari akan Maha Kasih SayangNya Sang Pencipta maka kepadaNya-lah
manusia berharap dan berdoa. Dengan demikian, dibalik adanya rasa cemas dan
takut itu muncul pula adanya harapan yang mengimplikasikan kesiapan untuk
mengambil tindakan dalam hidupnya.
2. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU.
Sebagaimana Anda alami bahwa manusia menyadari keberadaan dirinya sendiri.
Kesadaran manusian akan dirinya sendiri merupakan perwujudan individualitas
manusia. Manusia sebagai individu atau pribadi merupakan kenyataan yang paling
riil dalam kesadaran manusia. Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan
yang tak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan manusia lainnya sehingga
bersifat unik, dan merupakan subjek yang otonom.
Setiap manusia mempunyai dunianya sendiri, tujuan hidupnya sendiri.
Masing-masing secara sadar berupaya menunjukkan eksistensinya, ingin menjadi
dirinya sendiri atau bebas bercita – cita untuk menjadi seseorang tertentudan
masing – masing mampu menyatakan “inilah aku” ditengah segala yang ada. Setiap
manusia mampu mengambil distansi, menempati posisi, berhadapan, menghadapi,
memasuki, memikirkan, bebas mengambil sikap, dan bebas mengambil tindakan atas
tanggung jawabnya sendiri atau otonom. Karena itu, manusia adalah subjek dan
tidak sebagai objek.
3. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia adalah makhluk individual, namun demikian ia tidak hidup sendirian,
tak mungkin hidup sendirian, dan tidak pula hidup untuk dirinya sendiri.
Manusia hidup dalam keterpautan dengan sesamanya. Dalam hidup bersama dalam
sesamanya (bernasyarakat) setiap individu menempati kedudukan (status)
tertentu. Disamping itu, setiap individu mempunyai dunia dan tujuan hidupnya
masing-masing, mereka juga mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama
dengan sesamanya. Selain dengan adanya kesadaran diri, terdapat pula kesadaran
sosial pada manusia. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat
mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut manusia
sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat.
Setiap manusia adalah pribadi (individu) dan adanya hubungan pengaruh
timbal balik antara individu dengan sesamanya maka idiealnya situasi hubungan
antara individu dengan sesamanya itu tidak merupakan hubungan anatara subjek
dengan objek, melainkan subjek dengan subjek.
4. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA
Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan, hidup
berbudaya, dan membudaya. Kebudayaan bukan sesuatu yang ada diluar manusia,
bahkan hakikatnya meluputi perbuatan manusia itu sendiri. Manusia tidak
terlepas dari kebudayaan, bahkan manusia itu baru menjadi manusia karena dan
bersama kebudayaannya (C.A. Vanpeursen,1957). Sejalan dengan ini Ernt Cassirer
menegaskan bahwa “manusia tidak menjadi manusia karena sebuah factor didalam
dirinya, misalnya naluri atau akal budi, melainkan fungsi kehidupannya, yaitu
pekerjaannya, kebudayaanya. Demikianlah kebudayaan termasuk hakikat manusia”
(C.A. Vanpeursen, 1988).
Kebudayaan tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Kodrat dinamika pada
diri manusia mengimplikasiakn adanya perubahan dan pembaharuan kebudayaan. Hal
ini tentu saja didukung pula oleh pengaruh kebudayaan masyarakat atau bangsa
lain terhadap kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, mengingat
adanya dampak positif dan negative dari kebudayaan terhadap manusia, masyarakat
kadang-kadang terombang ambing diantara 2 relasi kecenderungan. Disatu pihak
ada yang mau melestarikan bentuk lama (tradisi), sedang yang lain terdorong
untuk menciptkan hal-hal yang baru (inovasi).
5. MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK SUSILA
Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa manusia sadar akan diri dan
lingkungannya, mempunyai potensi dan kemampuan untuk berpikir, berkehendak
bebas, bertanggung jawab, serta punya potensi untuk berbuat baik. Karna itulah,
eksistensi manusia memiliki aspek kesusilaan.
Sebagai makhluk yan otonom atau memiliki kebebasan, manusia selalu
dihadapkan pada suatu alternative tindakan yang harus dipilihnya. Adapun
kebebasan berbuat ini juga selalu berhubungan dengan norma-norma moral dan
nilai-nilai moral yang juga harus dipilihnya. Karena manusia mempunyai
kebebasan memilih dan menentukan perbuatannya secara otonom maka selalu ada
penilaian moral atau tuntunan pertanggung jawaban atas perbuatannya.
6. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERAGAMA
Aspek keberagaman merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi
manusia yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Hal ini
terdapat pada manusia manapun, baik dalam rentan waktu (dulu-sekarang-akan
datang) maupun dalam rintang geografis dimana manusia berada. Keberagaman
menyiratkan adanya pengakuan dan pelaksanaan yang sungguh atas suatu agama.
Dilain pihak, Tuhanpun telah menurunkan wahyu melalui utusan-utusanNya, dan
telah menggelar tanda-tanda di alam semesta untuk dipikirkan manusia agar
manusia beriman dan bertaqwa kepadaNya. Manusia hidup beragama karena agama
menyangkut masalah-masalah yanag bersifat mutlak maka pelaksanaan keberagaman
akan tampak dalam kehidupan sesuai agama yang dianut masing-masing individu.
Hal ini baik berkenaan dengan sistem keyakinannya, system peribadatan maupun
berkenaan dengan pelaksanaan tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan
tuhannya, hubungan manusia dengan manusia serta hubungan manusia dengan alam.
2.3 Kepribadian
Bangsa Timur.
Orang Timur
mempunyai manner yang khas yang membedakannya dengan bangsa lain. Bangsa Timur
sangat terkenal dengan hospitality atau keramahtamahannya terhadap orang lain bahkan
orang asing sekalipun. Bagaimana mereka saling memberikan salam, tersenyum atau
berbasa basi menawarkan makanan atau minuman. Bangsa Timur juga sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai atau norma-norma yang tumbuh di lingkungan
masyarakat mereka. Contohnya, saja nilai kesopanan.
Hal yang paling dominan dari kebudayaan Timur adalah adat istiadat yang masih dipegang teguh. Walaupun adat istiadat saat ini mulai pudar dan berubah. Selain itu, hal yang dominan adalah konsep gotong royong, kebersamaan menjadi hal yang paling utama.
Hal yang paling dominan dari kebudayaan Timur adalah adat istiadat yang masih dipegang teguh. Walaupun adat istiadat saat ini mulai pudar dan berubah. Selain itu, hal yang dominan adalah konsep gotong royong, kebersamaan menjadi hal yang paling utama.
Perbedaan
Bangsa Timur Dengan Bangsa Barat
Budaya Barat
|
Budaya Timur
|
1. Lebih
selektif dalam berbagai bidang.
2. Mempunyai disiplin tinggi. 3. Terus terang dan to the point |
1.
Kebersamaan hubungan lebih dipentingkan.
2. Menjaga perasaan orang lain. 3. Sopan santun. 4. Penghargaan terhadap orang yang lebih tua. 5. Adat istiadat yang masih dipegang teguh. |
Bagan Psiko – sosiogram manusia:
Dari gambar diatas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
·
Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah
tak sadar dan subsadar.
Disebut
sebagai daerah tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri
manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri.
contoh study kasusnya, misalnya dunia mimpi dari manusia itu sendiri. Terkadang didunia mimpi itu sering timbul beberapa hal yang mungkin tidak pernah disadari oleh manusia itu sendiri, bahkan hal itu tidak disadari oleh otak manusia.
Disebut daerah Sub sadar karena sewaktu – waktu unsur – unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari – hari.
contoh study kasusnya, misalnya sebuah tragedy buruk yang pernah menimpa manusia itu sendiri atau kita kenal dengan trauma tersendiri yang dimiliki manusia tersebut yang sulit untuk dilupakan namun manusia itu sendiri ingin melupakannya. Tragedy buruk itu kita misalkan pada waktu peristiwa Gempa Tsunami di Aceh pada tahun 2006. pada peristiwa itu, pastinya meninggalkan trauma bagi para korban bencana Tsunami di Aceh. Trauma tersebut sebenernya ingin untuk dilupakan tetapi mereka merasa hal itu sangat sulit dilupakan karena pada saat itu mereka dalam keadaan sadar.
contoh study kasusnya, misalnya dunia mimpi dari manusia itu sendiri. Terkadang didunia mimpi itu sering timbul beberapa hal yang mungkin tidak pernah disadari oleh manusia itu sendiri, bahkan hal itu tidak disadari oleh otak manusia.
Disebut daerah Sub sadar karena sewaktu – waktu unsur – unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari – hari.
contoh study kasusnya, misalnya sebuah tragedy buruk yang pernah menimpa manusia itu sendiri atau kita kenal dengan trauma tersendiri yang dimiliki manusia tersebut yang sulit untuk dilupakan namun manusia itu sendiri ingin melupakannya. Tragedy buruk itu kita misalkan pada waktu peristiwa Gempa Tsunami di Aceh pada tahun 2006. pada peristiwa itu, pastinya meninggalkan trauma bagi para korban bencana Tsunami di Aceh. Trauma tersebut sebenernya ingin untuk dilupakan tetapi mereka merasa hal itu sangat sulit dilupakan karena pada saat itu mereka dalam keadaan sadar.
·
Nomor 5 disebut daerah kesadaran
yang tidak dinyatakan.
Maksudnya
pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut
dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya.
contoh study kasusnya, misalnya perasaan benci terhadap seseorang. Perasaan itu ada dalam keadaan kita sadar, namun secara tidak langsung hal itu tidak dinyatakan terang-terangan didepan seseorang yang dibencinya. Perasaan itu terkadang hanya bergemelut didalam hatinya dan pikierannya sendiri tanpa ada yang mengetahuinya.
contoh study kasusnya, misalnya perasaan benci terhadap seseorang. Perasaan itu ada dalam keadaan kita sadar, namun secara tidak langsung hal itu tidak dinyatakan terang-terangan didepan seseorang yang dibencinya. Perasaan itu terkadang hanya bergemelut didalam hatinya dan pikierannya sendiri tanpa ada yang mengetahuinya.
·
Nomor 4 disebut daerah kesadaran
yang dinyatakan.
Kebalikan
dari nomor 5, ini berarti manusia mengungkapkan kepada orang lain apa yang ada
di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan sebagainya.
contoh study kasusnya , misalnya kita lihat dari segi pengetahuan. Seseorang membagi apa yang diketahuinya baik dari buku-buku yang telah dibacanya, atau pengetahuan yang telah dimilikinya.
contoh study kasusnya , misalnya kita lihat dari segi pengetahuan. Seseorang membagi apa yang diketahuinya baik dari buku-buku yang telah dibacanya, atau pengetahuan yang telah dimilikinya.
·
Nomor 3 disebut lingkaran
hubungan karib.
Di
sini manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan
hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga
melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini.
contoh study kasusnya, misalnya kita lihat segi perasaan, seseorang yang telah
menganggap oranglain sebagai seseorang yang mampu untuk menjadi tempat untuk
menanmpung berbagai curahan hatinya atau sesuatu yang dirasakannya.
·
Nomor 2 disebut lingkaran
hubungan berguna.
Bisa
dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli. Pada
daerah ini semua hubungan yang ada sudah sering kita lihat berbagai contohnya
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh study kasusnya, misalnya antara
pedagang dan pembeli. Disini mereka saling membutuhkan satu dengan yang
lainnya. Pedang membutuhkan pembeli untuk membeli dagangannya, sedangkan
pembeli membutuhkan barang untuk dikonsumsinya. Ini adalah suatu hubungan
timbal balik yang sudah sangat lumrah terjadi dalam kehidupan kita.
·
Nomor 1 disebut lingkaran
hubungan jauh,
Berarti
pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Disini manusia tersebut
sudah mulai matang terhadap hal apa saja yang akan dihadapi kedepannya. Contoh
study kasusnya, misalnya sebuah keputusan yang harus diambil seseorang ketika
dia dalam sebuah masalah besar yang dihadapinya. Keputusan tersebut begitu
cepat diseleksi dalam otaknya. Sepersekian detik dia harus bisa keluar dari
masalah tersebut. Tentunya dia sudah memikirkan segala macam hal yang akan
dihadapinya kemudian hari.
·
Nomor 0 disebut lingkungan
dunia luar
Berarti
tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah
dikunjungi atau dijumpai. Contoh study kasusnya, Misalnya saat kita berada diluar
dari Negara Indonesia. Kita akan berpikir bahwa Negara yang kita kunjungi itu
sangat berbeda dengan Negara dimana kita tinggal yaitu di Indonesia. Hal yang
berbeda itu dilihat dari berbagai aspek yang ada. Dilihat dari kebudayaan ,
pola pikir dan cara hidup manusia dinegara tersebut, dan berbagai macam aspek
lainnya.
2.4 Kebudayaan.
Kata
"kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah"
yang merupakan bentuk jamak dari kata "budhi" yang berarti
budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan
dengan budi atau akal".
Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan,
keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.
Sedangkan menurut definisi Koentjaraningrat yang mengatakan
bahwa pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil
yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan
masyarakat. Senada dengan Koentjaraningrat, didefinisikan oleh Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, pada bukunya Setangkai Bunga
Sosiologi (Jakarta :Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1964), hal 113, merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya,
cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang
diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta
hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
2.5 Unsur – Unsur Kebudayaan.
Unsur-unsur
kebudayaan digolongkan kepada unsur besar dan unsur kecil yang lazimnya disebut
dengan istilah culture universal karena di setiap penjuru dunia manapun
kebudayaan tersebut dapat ditemukan, seperti pakaian, tempat tinggal, dan lain
sebagainya.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai 7
unsur budaya :
1. Bahasa
Bahasa merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan
sekaligus sebagai alat perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan
atau mengadaptasikan kebudayaan. Bentuk
bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam
sekelilingnya dan sifat-sifat peralatan yang digunakannya. Sistem pengetahuan
meliputi flora dan fauna, ruang pengetahuan tentang alam sekitar, waktu, ruang
dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta tubuh manusia.
3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa
satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi
kekerabatan, asosiasi, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan
perkumpulan.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang
dimiliki oleh para anggota dalam suatu masyarakat yang meliputi cara bertindak
dan berbuat dalam mengelola dan mengumpulkan bahan-bahan mentah.
Kemudian bahan tersebut dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan, pakaian,
perumahan, alat transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa material.
Unsur teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi
alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat
tinggal, perumahan, dan alat-alat transportasi.
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Sistem mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya manusia untuk
medapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan.
Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi meliputi berburu,
mengumpulkan makanan, bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan perdagangan.
6. Sistem Religi
Sistem religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara
keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan
tidak dapat dijangkau oleh akal dan pikiran.
Sistem religi meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup,
komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.
7. Kesenian
Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia
terhadap keindahan atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu
muncul dari sebuah permainan imajinatif dan kreatif. Hal itu dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia.
Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis
besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.
2.6 Wujud
Kebudayaan.
Wujud
kebudayaan berdasarkan dimensinya:
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial.
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa
hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
2.7 Perubahan
Kebudayaan.
Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah sebagai
berikut:
·
Unsur Kebudayaan kebendaan, seperti alat-peralatan
yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi
masyarakat yang menerimanya, contohnya adalah pada alat tulis menulis yang
banyak dipergunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan
barat.
·
Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar
misalnya radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat
mass-media.
·
Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan
keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling
padi dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat
digunakan untuk melengkapi pabrik-pabrik penggilingan.
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah
sebagai berikut:
·
Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti
ideologi, falsafah hidup, dan lainnya
·
Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses
sosialisasi. Contoh yang sangat mudah adalah soal makanan pokok suatu
masyarakat. Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat indonesia
sukar sekali diubah dengan makanan pokok lainnya.
Perubahan kebudayaan yang terjadi
dalam suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi.
Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2,
yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern merupakan
faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang menyebabkan perubahan
kebudayaan, yang diantaranya:
1. Perubahan penduduk,
seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi.
2. Adanya penemuan baru,
seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada (Discovery),
Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan Proses pembaharuan atau
melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).
3. Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang
terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau
bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik.
4. Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur
pemerintahan pada suatu negara.
Faktor ekstern merupakan
faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi sosial yang
mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
1. Peperangan.
Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara baik
seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya
fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi,
bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih
berpengaruh kepada negara yang kalah.
2. Perubahan alam.
Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh tindakan manusia
sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang sampah sembarangan,
penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan pertanian, dan masih banyak
lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan keluarga,
tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya.
3. Pengaruh budaya lain,
seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar budaya yang
masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan Pembauran
antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang lama
sama sekali (Asimilasi).
2.8 Kaitan
Manusia dan Kebudayaan.
Secara
sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai
perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan
sehari-hari oleh manusia. Di dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai
sebagai dwitunggal,maksudnya walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu
kesatuan yang butuh,ketika manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu
tercipta oleh manusia.
Contoh-Contoh
Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan:
1) Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2) Cara hidup di kota dan di desa
yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan
di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih
terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan
seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap
menilai ( sense of value )
3) Kebudayaan
- kebudayaan khusus kelas sosial
Di
masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial
tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan,
bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas
mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri
pula pada setiap individu.
4) Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam
satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5) Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter
berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada
suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer
mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya.
Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
Dialektis (Dialektika)
Kebudayaan adalah produk manusia,
namum manusia sendiri sangat tergantung pada produk kebudayaannya. Itulah
dialektika fundamental yang mendasari seluruh proses hidup manusia. Dialektika
fundamental ini terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Tahap
Eksternalisasi
Adalah proses pencurahan diri
manusia secara terus-menerus kedalam dunia melalui aktivitas fisik dan
mentalnya.
2. Tahap
Objektivasi
Adalah konsekuensi logis dari tahap
eksternalisasi. Artinya, jika dalam tahap eksternalisasi manusia sibuk
melakukan kegiatan fisik dan mentalnya, maka dalam tahap objektivasi, kegiatan
tersebut sudah menghasilkan produk-produk tertentu, misalnya; gedung, mobil,
komputer, buku-buku ilmiah, dsb.
3. Tahap
Internalisasi
Adalah tahap dimana realitas
objektif hasil ciptaan manusia itu kembali diserap oleh manusia. Dengan kata
lain, struktur dunia objektif hasil karyanya ditransformasikan kembali ke dalam
struktur kesadaran subjektifnya.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar