BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Keutuhan manusia sebagai pribadi
dapat dimungkinkan melalui pemahaman, penghayatan, dan meresapkan nilai-nilai
yang terkandung dalam suatu karya seni rupa sebagai salah satu bagian dari
kebudayaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi pikiran,
perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan prantara budaya untuk
menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun
secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Dalam kegiatan apresiatif, yaitu
mengadakan pendekatan terhadap seni rupa seolah-olah kita memasuki suatu alam
rasa yang kasat mata. Seni rupa sebagai karya seni yang nampaknya rupa
seolah-olah hanya dapat dihayati dengan indra mata. Maka itu kadang-kadang seni
rupa itu lebih disamakan dengan seni visual.
1.2
Rumusan Masalah.
1. Apa itu seni dan sastra?
2.
Apa peranan sastra?
3. Apa hubungan sastra dan seni dalam ilmu budaya?
4. Apa itu prosa?
5.
Apa itu prosa fiksi?
6.
Apa itu puisi?
1.3 Tujuan Masalah.
Tujuan
dari penulisan ini adalah agar pembaca mengetahui hubungan antara seni dan
sastra dalam ilmu budaya, lebih mengetahui prosa, dan puisi, serta mengetahui
komponen yang terdapat didalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesusastran.
Menurut KBBI, sastra adalah bahasa
(kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa
sehari-hari). Menurut Wikipedia, sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata
serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung
instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti
"instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini
biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis
tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Pengertian seni menurut
Aristoteles adalah bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah
menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam. Sementara menurut
Alexander Baum Garton seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang
positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.
Hampir di setiap jaman, sastra mempunyai peranan penting. Alasannya
adalah karena sastra mempergunakan bahasa. Bahasa memiliki kemampuan untuk
menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk
memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia
mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian
melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk
mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial,
manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya
adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi. Pada
hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat,
yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan,
dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah
yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar
adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari
hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya.
dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. Jika manusia hidup tanpa bisa
menyalurkan ekspresi mereka atau tidak bisa berkomunikasi dengan manusia
lainnya, maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.
2.2 Ilmu
Budaya yang dihubungkan dengan Prosa.
Prosa
adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme
(rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan
arti leksikalnya. Prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta
atau ide. Karena itu, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah,
novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
Jenis – jenis prosa:
a. Prosa Lama.
Prosa
lama adalah bentuk karya sastra yang belum dipengaruhi oleh kebudayaan barat.
Prosa lama berbentuk tulisan karena pada jamannya belum ditemukan alat untuk
menulis. Namun, saat ini kita sudah bisa menemukan karya sastra prosa lama
dalam bentuk tulisan. Dahulu kala, prosa lama diceritakan dari mulut ke mulut.
Dalam prosa lama, tulisan-tulisannya memiliki karakteristik seperti cerita
istana sentris, sifatnya menghibur masayarakat, tidak menggunakan struktur
kalimat, dan bersifat kedaerahan. Bentuk prosa baru antara lain:
1. Dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita Pelipur Lara
b. Prosa Baru.
Prosa
baru adalah bentuk karya sastra yang telah dipengaruhi oleh kebudayaan barat.
Bentuk prosa ini muncul karena prosa lama dianggap tidak moderen dan
ketinggalan jaman. Bentuk prosa baru antara lain:
1. Cerita pendek
2. Roman / Novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
2.3 Prosa Fiksi.
Prosa fiksi biasa juga disebut karangan
narasi sugestif atau imajinatif. Prosa fiksi adalah kisahan atau cerita yang
diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan
rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya
sehingga menjalin suatu cerita (Aminuddin, 2011: 66).
Sebagai salah satu genre sastra,
prosa fiksi mengandung unsur-unsur meliputi (1) pengarang atau narator, (2) isi
penciptaan, (3) media penyampai isi berupa bahasa, dan (4) elemen-elemen
fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang membangun prosa fiksi itu sendiri
sehingga menjadi wacana. Pada sisi lain, dalam rangka memaparkan isi tersebut,
pengarang akan memaparkan lewat (1) penjelasan atau komentar, (2) dialog maupun
monolog, dan (3) lewat lakon atau action.
Adapun nilai-nilai
yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan.
Pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana
mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat
mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang
belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya.
2.Prosa fiksi memberikan informasi.
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat didalam ensiklopedia.
2.Prosa fiksi memberikan informasi.
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat didalam ensiklopedia.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural.
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan
sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan.
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
Contoh karya sastra:
1. Syair.
Wahai Ananda dengarlah pesan
Pakai
olehmu sifat anak jantan
Bertanggung
jawab dalam perbuatan
Beban
dipikul pantang dielakkan
Wahai
Ananda intan pilihan
Sifat
tanggung jawab engkau amalkan
Berani
mencencang terpotong tangan
Berani
berhutang tumbuhlah beban
Wahai
Ananda permata hikmat
Tanggung
jawabmu hendaklah ingat
Berani
menanggung sebab akibat
Berani
berbuat tangan dikebat
Wahai
Ananda intan terserlah
Bertanggung
jawab dalam bertingkah
Berani
menanggung sakit dan susah
Berani
mati mempertahankan lidah
Wahai
Ananda Bunda berpesan
Tanggung
jawabmu jangan tinggalkan
Sakit
dan perih engkau tahankan
Aib
dan malu engkau tampungkan
2. Pantun
Disangka nenas ditengah
padang
Rupanya urat
jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari
2.4 Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan Puisi.
Puisi adalah sebuah karya
sastra berwujud tulisan yang didalamnya terkandung irama, rima, ritma dan lirik
dalam setiap baitnya. Umumnya unsur diatas puisi juga memiki makna dan dapat
mengungkapkan perasaan dari sang penyair yang dikemas dalam bahasa imajinatif
dan disusun menggunakan struktur bahasa yang padat penuh makna. Puisi merupakan
karya seni berupa tulisan yang menggunakan kualitas estetika (keindahan bahasa)
sehingga berfokus pada bunyi, irama, dan penggunaan diksi.
Contoh puisi:
Tangisan Air mata Bunda
“Dalam Senyum kau sembunyikan letihmu
Derita siang dan malam menimpamu
tak sedetik pun menghentikan langkahmu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagiku
Derita siang dan malam menimpamu
tak sedetik pun menghentikan langkahmu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagiku
Seonggok Cacian selalu menghampirimu
secerah hinaan tak perduli bagimu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depanku
mencari harapan baru lagi bagi anakmu
secerah hinaan tak perduli bagimu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depanku
mencari harapan baru lagi bagi anakmu
Bukan setumpuk Emas yang kau harapkan dalam
kesuksesanku
bukan gulungan uang yang kau minta dalam keberhasilanku
bukan juga sebatang perunggu dalam kemenanganku
tapi keinginan hatimu membahagiakan aku
bukan gulungan uang yang kau minta dalam keberhasilanku
bukan juga sebatang perunggu dalam kemenanganku
tapi keinginan hatimu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berkata padaku
Aku menyayangimu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hatiku”
Aku menyayangimu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hatiku”
Oleh: Monika Sebentina.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar